Kabupaten Tasikmalaya – Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pembinaan bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) penerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) tahun 2025. Acara ini digelar pada Selasa, 22 Juli 2025, di Gedung Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI SD dan diikuti oleh para pegawai Seksi PAIS serta guru PAI yang baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan pembagian rekening kepada guru penerima TPG. Dalam sesi pembinaan, Kepala Seksi PAIS Dr. H. Akhmad Buhaiti, S.Ag., M.Si., menyampaikan pentingnya peran strategis GPAI dalam membumikan nilai-nilai agama di tengah kehidupan masyarakat, serta menjadi garda terdepan dalam mewujudkan pendidikan yang berkeadaban.
“Agama tidak hanya bermetafora di langit, tetapi harus dibumikan dan berdialektika dengan persoalan nyata yang pada gilirannya agama mewujudkan relasi simbiotik,” tegasnya.
Dr. Akhmad Buhaiti juga menekankan bahwa GPAI harus berperan dalam mewujudkan ruang publik yang berkeadaban, dengan menjadikan agama sebagai pemandu nilai dalam kehidupan. “GPAI harus mampu memanggungkan nilai-nilai agama dalam ritual kehidupan sehari-hari. Di situlah letak peran transformasional seorang guru agama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau memperkenalkan konsep GPAI HEBAT, yakni: Heartily, menjalani profesi dengan sepenuh hati; Educated, menjalankan tugas dengan etika dan ilmu; Brave, berani tampil dan bertanggung jawab; Author, aktif menulis dan menyuarakan kebaikan; serta Tolerant, mampu hidup berdampingan dalam keberagaman. Lima nilai ini dinilai selaras dengan program prioritas Kementerian Agama (Asta Protas), khususnya dalam mengembangkan kurikulum cinta dan ekoteologi.
Dr. Akhmad Buhaiti juga mengajak para GPAI untuk menjadi pelopor dalam gerakan penghijauan dan penguatan nilai-nilai trilogi kerukunan, yaitu kerukunan antara manusia, dengan alam, dan dengan Tuhan. Hal ini dinilainya sebagai bentuk kontribusi nyata GPAI dalam menyongsong Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama tahun 2026. Sebagai implementasi dari semangat ekoteologi, GPAI akan digerakkan untuk melaksanakan aksi penanaman pohon di lahan milik pemerintah daerah. Kegiatan ini akan dilakukan melalui kerja sama antara Kementerian Agama dan pemerintah daerah, sebagai wujud kolaborasi lintas sektor dalam membangun kesadaran lingkungan yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan keagamaan.
Beliau juga menekankan pentingnya peran GPAI sebagai penggerak di sekolah, bahkan di tingkat kabupaten. “GPAI harus percaya diri, aktif di komunitas, dan bisa memberi warna dalam kehidupan bermasyarakat. Cinta profesi adalah bagian dari syukur,” ungkapnya.
Di akhir pembinaannya, Dr. Akhmad Buhaiti berharap GPAI dapat terus berkolaborasi dengan berbagai elemen, termasuk guru mata pelajaran lain, tokoh agama, dan masyarakat, guna mewujudkan pendidikan yang religius, ramah lingkungan, dan berwawasan moderasi beragama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar